Jumat, 02 November 2018

PENTINGNYA MEMPERTAHANKAN PETAHANA


PENTINGNYA MEMPERTAHANKAN PETAHANA


Politik adalah “Kepentinga”. Itu sudah menjadi rahasia umum. tak bisa dihindari, mungkin menyalahi teori, tapi kenyataannya begitu. banyak yang salah mengartikan "kepentingan" itu. dan kebanyakan orang memahaminya sebagai kepentingan pribadi, atau golongan..Sesungguhnya "kepentingan" yang dimaksud mempunyai arti luas. paling tidak skalanya kawasan

Mengutip Elias Lamapaha & Andreas Ola Nama, "karena politik adalah kepentingan, maka jangan harap kepentingan itu diperjuangkan jika tidak ada orang yang ada didalam lingkaran itu. dan terbukti, 10 tahun lalu DPRD Provinsi tanpa putra adonara anda lihat sendiri perkembangannya. eksekutif mungkin mengakomodirnya, tapi kewenangan lebih besar ada di tangan legislatif selaku kuasa anggaran
Tidak bermaksud menggembar gemborkan keberhasilan dari politik kepentingan itu, anda bisa melihat sendiri dalam 5 tahun terakhir dalam skala kawasan. Menilainya lalu menetapkan sendiri pilihan itu dalam hati. Apakah hipotesa yg coba dibangun di atas menurutmu ada nilainya atau tidak. Yang pasti “jangan berharap kepentingan itu di akomodir jika tak ada orang dilingkaran itu”
Mari kita simak keberlanjutanya, dengan asumsi ada nilai positif jika hipotesa di atas diterima, tahukah anda? Bahwa kita sudah punya “orang didalam lingkaran itu?” anggota legislator selaku kuasa anggaran yang berjuang mati-matian mengakomodir kepentingan itu?
Memang. Tidak semua kepentingan terakomodir. Karena kita harus memahami bahwa provinsi itu luas dengan jumlah kabupatennya. Tapi jika ada sentuhan untuk kepentingan di kabupaten kita, bukankah itu sebuah keberhasilan? Sekali lagi, masalahnya adalah karena kita masih memandang kepentingan itu masih dalam skala kecil sehingga kita tidak melihat itu sebagai keuntungan jika memiliki orang didalam lingkaran itu.
So,.... mari kita mempertahankan yang sudah ada dan bila perlu menambahnya. Kalkulasi keuntungan secara politik “ petahana memang harus dipertahankan”. Rugi jika anda memilih terbuai dengan janji2 baru yang belum tentu pasti. Sudah berapa kali sih kita mengikuti pemilu? Dari beberapa kali itu kenapa kita tidak mengambil pelajaran? Mengapa memilih membuang suara karena terbuai janji manis? Sedangkan kita relatif lebih mudah mempertahankan ketimbang memilih yang baru? Plis deh... jangan sampai terulang kembali kita membuang suara.
Semuanya tergantung anda. Tulisan ini bermaksud membuka pemikiran kita semua tentang betapa pentingnya memiliki orang di dalam lingkaran legislatif. Mari mempertahankan yang sudah ada.

Tala papa tala lola taan huke tunek Anwar Hajral ST.

#Siapapun_Presidennya_Anggota_DPRD_NTT_Tetap_Anwar_Hajral_S.T


(selanjutnya kita bicara figur..yuk disimak)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar