Selasa, 23 Oktober 2012

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA AIR


ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA AIR





 LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah
  
OLEH
DARMAWAN HANAFI
NIM: 082 201 0307






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KUPANG
KUPANG
2011




ABSTRAK


Hanafi, Dkk. 2011. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Air. Laporan Praktikum. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Muhammadiyah Kupang

Tujuan penulisan Laporan Praktikum ini adalah untuk menguji sifat-sifat fisik dan kimia air yang berada di Desa Oenoni II Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang
Air yang layak diminum mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis yang merupakan satu kesatuan. kuaitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk diminum.
Dari studi literatur disimpulkan bahwa Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat padat terlarut (TDS). Air yang baik idealnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak memiliki rasa/ tawar dan suhu untuk air minum idealnya ±30 C. Padatan terlarut total (TDS) dengan bahan terlarut diameter <10-6 dan koloid (diameter 10-6-10-3 mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain. Parameter kimia dikelompokkan menjadi kimia an-organik dan kimia organik. Dalam standard air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya serta beracun serta derajat keasaman (PH). Sedangkan zat kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida. Sumber logam dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun proses pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga sebagai penyebab kehadiran logam dalam air
Berdasarkan hasil praktikum, ketiga sampel air yang diuji tidak layak untuk dikonsumsi baik oleh manusia, hewan dan tumbuhan. Walau pada beberapa syarat fisis air minum kemasan merk riqua memenuhi syarat, tetapi pada syarat kimiawi tidak memenuhi syarat sehingga disimpulkan bahwa ketiga air diatas tidak layak secara keseluruha, untuk dikonsumsi

Kata kunci : Air, Sifat Kimia dan Fisika. pH, TDS.



KATA PENGANTAR


Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Praktikum dengan judul Analisis Sifat Fisik dan Kimia Air dapat berjalan tanpa halangan yang berarti, dari awal sampai selesai.
Dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada dosen pengasuh mata kuliah kuliah teknik penulisan karya ilmiah yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis bisa menyusun Laporan Praktikum ini layaknya sebuah karya ilmiah. ucapan terima kasih juga kepada teman-teman saya yang selalu memberi dukungan dalam berbagai bentuk kepada saya dalam proses studi.
Penulisan makalah ini berdasarkan literatur yang ada. Penyusun menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya. Namun makalah yang disajikan sedikit banyak bermanfaat bagi penyusun khususnya dan mahasiswa lain pada umumnya.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Kupang, Juni 2011


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN


A.           Latar Belakang
Air adalah kehidupan, boleh dikatakan semua kehidupan dijagad raya ini bergantung pada ketersediaan air. Oleh karena itu air menjadi indikasi utama adanya kehidupan di suatu tempat di jagat raya.Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan makhluk hidup yang lain. Air digunakan manusia untuk air minum, kebutuhan rumah tangga, maupun keperluan industri. Tanpa air manusia dan makhluk hidup lainnya tidak dapat hidup.
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Pengadaan air bersih di Indonesia khususnya untuk skala yang besar masih terpusat di daerah perkotaan, dan dikelola oleh Perusahan Air Minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun demikian secara nasional jumlahnya masih belum mencukupi dan dapat dikatakan relatif kecil yakni 16,08 %. Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan lainnya (Said Dan Wahjono, 1999).
Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kuaitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk diminum. Air yang layak diminum mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis yang merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk diminum. Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun tidak langsung dan secara perlahan.

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagaiberikut: “ bagaimana kualitas air ditinjau dari aspek fisis dan kimiawi?”.

C.           Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1.             Untuk mengetahui kualitas air ditinjau dari segi fisis dan kimiawi
2.             Sebagai

D.           Manfaat Praktikum
Adapun kegunaan dalam Praktikum ini  yaitu :
1.            Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa tentang kualitas air ditinjau dari segi fisis dan kimiawi
2.            Bagi penulis merupakan untuk memperdalam pengetahuan dan keilmuan tentang pengetahuan biologi dan mata kuliah teknik penulisan karya ilmiah pada khususnya  Biologi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.           Tinjauan Umum Tentang Air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen (www.wikipedia.org, 2002).
Seperti pada tabel dan gambar berikut:

Gambar 1. Struktur molekula air
Tabel 1. Informasi dan Sifat-sifat Air
air
Nama alternatif
aqua, dihidrogen monoksida,Hidrogen hidroksida
H2O
18.0153 g/mol
Densitas dan fase
0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C) 0.92 g/cm³ (padatan)
°C (273.15 K) (32 °F)
100 °C (373.15 K) (212 °F)
4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)
Uraian kimia dari air adalah H2O. yang terdiri atas sebuah atom oksigen yang terikat pada dua atom hidrogen. Atom-atom hidrogen tertempel pada sebuah sisi dari atom oksigen, menghasilkan sebuah molekul air yang mempunyai muatan positif pada bagian di mana terdapat atom hidrogen dan bermuatan negative pada bagian yang lain di mana atom oksigen berada. Seperti pada muatan listrik yang berlawanan selalu tarik menarik, maka molekul air condong untuk saling tarik menarik. Inilah sebabnya air menetes (Krisnandi, 2009).
1.              Sumber Air
Air yang berada di permukaan bumi berasal dari berbagi sumber, berdasarkan letak sumbernya air dapat dibagi sebagai berikut (Indirawati, 2009):
a.              Air Angkasa (Hujan)
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfir.
b.             Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, waduk, rawa, air terjun dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.
c.              Air Tanah
Air tanah berasal dari hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami filtrasi secara alamiah. Proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.
Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber air lain. Pertama, air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun. Air tanah juga mengandung zat-zat mineral yang cukup tinggi. Mengingat pentingnya peran air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik bagi dari segi kuantitas dan kualitas.
Air tanah merupakan sumberdaya alam yang ketersediaannya secara kuantitas maupun kualitas sangat tergantung pada kondisi lingkungan. Pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan pertanian menjadi penyebab peningkatan beban pencemaran sumber-sumber air. Pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan harusnya menjadi pedoman bagi masyarakat khususnya pengguna sumberdaya alam agar lingkungan hidup tetap terjaga keberlangsungannya (Slamet, 2007).
2.              Kualitas air
Air untuk minum umumnya berasal dari Air Permukaan (Surface Water) seperti danau, sungai dan cadangan air lainnya di permukaan Bumi atau dari Air Tanah (Ground Water) atau air yang di pompa (melalui pengeboran) dari dalam tanah yang umumnya bebas dari kandungan zat berbahaya, namun tidak selalu bersih (Krisnandi, 2009).
Kualitas air yang baik ini minimal mengandung oksigen terlarut sebanyak lebih 5 mg/l. Oksigen terlarut ini dapat ditingkatkan dengan menambah oksigen ke dalam air dengan menggunakan aerator atau air yang terus mengalir. Kelebihan plankton dapat menyebabkan kandungan oksigen didalam air menjadi berkurang. Maka dengan itu plankton dalam kolam harus selalu dipantau (Ansori, 2008).
3.              Air Minum dan Manfaatnya
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh. Sekitar 55-60% berat badan orang dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% (Notoadmodjo, 2003).
Manfaat air di dalam tubuh manusia antara lain untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh, mempertahankan suhu tubuh dengan cara penguapan keringat, untuk transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa air sangat memegang peranan penting dalam aktivitas manusia (Slamet, 2007).

B.            Sifat Air
Air baku adalah air yang memenuhi persyaratan air bersih, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syaratsyarat dan Pengawasan Kualitas Air. Standar air baku air minum yang berlaku meliputi parameter fisik, kimia dan mikrobiologi dan parameter radioaktivitas yang terdapat di dalam air tersebut  (Depkes, 2006).

1.             Sifat fisis air
Parameter fisika menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat padat terlarut (TDS). Alat ukur yang digunakan adalah Spektrofotometer.
Suhu air tidak hanya penting bagi perenang atau nelayan, tetapi juga bagi industri dan bahkan ikan dan ganggang (lumut) laut. Sejumlah besar air dipergunakan untuk tujuan pendinginan dalam alat tenaga yang membangkitkan listrik. Alat tersebut memerlukan air dingin untuk memulai dan biasanya melepaskan air yang lebih panas kembali ke sekeliling. Suhu dari air yang dilepaskan dapat mempengaruhi arus bawah secara alamiah. Suhu juga dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengikat oksigen maupun kemampuan dari organisme (kehidupan) untuk menolak cemaran tertentu.
Air yang baik idealnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak memiliki rasa/ tawar dan suhu untuk air minum idealnya ±30 C. Padatan terlarut total (TDS) dengan bahan terlarut diameter <10-6 dan koloid (diameter 10-6-10-3 mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain (Effendi, 2003).
Tabel. 2. Sifat- Sifat Fisika Air Minum
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum
Yang diperbolehkan
Keterangan
Warna
TCU
15

Rasa dan Bau
-
-
Tidak berasa dan berbau
Temperatur
°C
Suhu udara + 3°C

Kekeruhan
NTU
5

pH
-
-
6,5 - 8,5
Sumber : Kep MENKES RI no. 907/MENKES/SK/VII/2002
2.             Sifat kimia air
Parameter kimia dikelompokkan menjadi kimia an-organik dan kimia organik. Dalam standard air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya serta beracun serta derajat keasaman (PH). Sedangkan zat kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida. Sumber logam dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun proses pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga sebagai penyebab kehadiran logam dalam air (Mulia, 2005).
pH adalah suatu ukuran untuk mengetahui berapa kadar asam atau tidak berkadar asam (basis) air itu. Jarak itu mulai dari 0 ke 14 dengan angka 7 sebagai netral. pH yang kurang dari 7 menyatakan berkadar asam, sebaliknya yang lebih besar dari 7 menyatakan tidak bekadar asam. Karena pH dapat dipengaruhi oleh zat kimia dalam air, maka pH merupakan petunjuk penting untuk air yang zat kimianya berubah. Tiap nomor mewakili suatu perubahan dari 10 lipatan dalam air yang berkadar asam atau tidak berkadar asam. Air dengan pH 5 adalah 10 kali lebih banyak asam daripada air dengan pH 6.


BAB III
METODE PRAKTIKUM


A.           Lokasi dan Waktu Praktikum
Praktikum ini dilakukan di Desa Oenoni II Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan dengan bulan Juni 2011

B.            Alat dan  Bahan
1.             Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.              DO meter
b.             pH meter
c.              TDScan
d.             Refraktormeter/Salinometer
e.              Thermometer
f.              Wadah untuk air (gelas Aqua bekas 5 buah)
2.             Bahan
Dalam melakukan penelitian penulis menyiapkan terlebih dahulu bahan yang akan digunakan sebagai berikut:
a.              Air mineral/aqua gelas
b.             Air garam
c.              Air sumur
d.             Aquades
e.              Tissue

C.           Prosedur Praktikum
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan prosedur sebagai berikut :
1.             Gelas aqua bekas sebanyak 5 buah disispkan dan diberi label sesuai dengan jenis air yang akan di uji.
2.             Gelas aqua bekas tadi diberi label di isi air yang sesuai.
3.             Satu persatu jenis air diukur dengan menggunakan alat yang sesuai seperti pada tebel berikut:
Tabel 3. Jenis Air Yang Diukur
No
Nama Alat
Mengukur
1
Thermometer
Suhu
2
Refraktormeter/Salinometer
Salinitas
3
TDScan
Padatan total terlarut
4
pH meter
pH
5
DO meter
Oksigen terlarut
4.             Setiap selesai mengukur air yang diuji, alat yang digunakan dicelupkan pada air aqua lalu dilap dengan tissue
5.             Setiap melakukan pengukuran data yang diperoleh dicatat pada tabel pengamatan yang telah disediakan

D.           Teknik Analisis Data
Adapun langkah kerja yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, penyusunan data, ananilsis data, dan membuat kesimpulan.
Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia air desa Oenoni II, maka teknik yang dipakai adalah menggunakan metode desktiptif: yakni mengumpulkan, mengamati, mengukur dan mencatat lalu mendeskripsikann sifat fisik dan kimia air  masing-masing gelas sesuai label.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.           Hasil Praktikum
1.             Parameter Fisik
Tabel 4. Data Analisis Fisik Air
No
Jenis air yang diuji
pH
warna
Salinitas (%)
TDS (ppm)
1.
Air sumur
5,6
Bening
0,3
290 ppm
2.
Air garam
4,5
Bening dan bergelembung putih
5,0
Eror >100.000
3.
Air aqua
6,8
Bening dan Jernih
0,2
200 ppm
2.             Parameter Kimia
Tabel 4. Data Analisis Kimia Air
No
Jenis air yang diuji
Suhu 0C
Oksigen terlarut (mg/L)
1.
Air sumur
29,2
5,1 mg/L
2.
Air garam
29,1
5,0 mg/L
3.
Air aqua
28,9
4,8 mg/L

B.            Pembahasan
Jumlah sampel air untuk praktikum ini adalah 3 sampel yang meliputi air sumur warga, air garam dan air minum kemasan merek Riqua.
1.             Kelayakan secara Fisis.
Berdasarkan hasil analisis pH didapati bahwa air sumur warga tidak memenuhi standar kelayakan untuk diminum. Walaupun warna (Bening), nilai salinitas (0,3) dan nilai TDS (290 ppm) masih berada pada taraf normal tetapi nilai pH yang masih berada di bawah ambang batas yakni 5,6 yang dapat menimbulkan korosi pada wadah besi dan dapat meningkatkan mikroorganisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Tetapi air sumur masih bisa dipakai untuk tanaman karena nilai pH-nya masih diatas 4.
Pada air garam, standar kelayakan untuk diminum dan untuk tanaman tidak memenuhi syarat karena warna (bening), nilai salinitas (0,3) dan nilai TDS (Eror >100.000) dan nilai pH-nya 4,5 Pada skala ini tanaman akan mati karena sebagian besar tumbuhan akan mati karena tidak dapat bertolerani terhadap pH rendah.
Pada air minum kemasan merek Riqua, masih layak secara fisis karena nilai pH-nya 6,8 warna (Bening dan Jernih), nilai salinitas (0,2) dan nilai TDS (200 ppm) masih di atas standar kelayakan menurut KEPMENKES No 7 tahun 2002.
2.             Kelayakan secara Kimiawi
Berdasarkan hasil analisis suhu, air sumur warga, air garam serta air minum kemasan merek Riqua berada pada suhu masing-masing 29,2, 29,1, dan 28,9 di atas suhu normal yaitu 10o-25 o C (sejuk). Oksigen terlarut masing-masing 5,1 mg/L, 5,0 mg/L, dan 4,8 mg/L. Pada skala suhu ini akan meningkatkan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut sehingga keberadaan oksigen sering kali tidak mampu memenuhi kebutuhan organisme air untuk melakukan metabolisme dan respirasi.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A.           Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan, ketiga sampel air di atas tidak layak untuk dikonsumsi baik oleh manusia, hewan dan tumbuhan. Walau pada beberapa syarat fisis air minum kemasan merk riqua memenuhi syarat, tetapi pada syarat kimiawi tidak memenuhi syarat sehingga disimpulkan bahwa ketiga air diatas tidak layak secara keseluruha, untuk dikonsumsi.

B.            Saran
1.             Untuk air sumur warga, hindari penyimpanan pada wadah besi karena akan mempercepat korosi.
2.             Kepada pemerintah dan Dinas Kesehatan agar memperketat pengawasan terhadap produk air minum kemasan yang beredar dipasaran kota Kupang dan sekitarnya agar sesuai dengan standar kelayakan yang ditetapkan pemerintah.
3.      Pada tahun-tahun berikutnya agar memperbanyak sampel air pada praktikum. Terutama air minum kemasan yang beredar di kota kupang dan menjadikan air minum kemasan aqua sebagai kontrol.


DAFTAR PUSTAKA


Ansori, A.K. 2008. Penentuan Kekeruhan Pada Air Reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Sunggal Medan Metode Turbidimetri. Karya Ilmiah. Program Studi Diploma III Kimia Analis Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Diploma III Kimia Analis Universitas Sumatera Utara. Medan.

Slamet2007. Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Depkes RI, 2006. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygene Sanitasi Depot Air Minum, Dirjen Penyehatan Lingkungan, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Krisnandi, Y.K. 2009. Kimia Dalam Air. Bahan ajar. KBI Kimia Anorganik Universitas indonesia. Jakarta.

Mulia, 2005. Kesehatan Lingkungan, Graha Ilmu, Jakarta.

Effendi H, 2003. Telaah Kualitas Air, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Menkes RI, 2002. Kepmenkes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, Jakarta.



Lampiran 1

Foto Kegiatan Praktikum
maaf jika terjadi ada pengutipan pada isi makalah tanpa/lupa mencantumkan referensi. tulisan ini dibuat sewaktu masih kuliah dan diposting untuk menambah pengetahuan kita semua, semoga bermanfaat.

2 komentar: